Sabtu, 25 Juni 2011

Anak Susah Makan? Atasi dengan Temu Lawak


Temu lawak termasuk tumbuhan yang sudah lama dijadikan bahan untuk membuat ramuan obat. Di pedesaan, masyarakat biasa menjadikan tanaman asli Indonesia ini sebagai minuman penambah nafsu makan anak-anak.

Kandungan Zat Temulawak
Daging buah temu lawak berwarna kekuningan dan berbau tajam. Di dalamnya terkandung protein, pati, zat warna kuning kurkuminoid dan minyak atsiri. Komposisi protein pati sebesar 29-30 %, kurkumin 1-2 %, dan minyak atsiri 6-10 %. Di dalam minyak atsiri terkandung zat kimia antara lain feladren, kamfer, turmerol, tolilmetilkarbinol, arkurkurmen, zingiberen, kuzerenon, germakron, beta-tumeron, dan xanthorizol (kandungan tertinggi 40 %).

Khasiat Lain Temulawak
Selain untuk menambah nafsu makan anak, temu lawak juga bermanfaat untuk pengobatan penyakit hati dan untuk menurunkan kolesterol dalam darah dan sel hati. Semua khasiat itu disebabkan adanya kandungan kurkumin, zat yang berguna untuk menjaga dan menyehatkan hati (lever).

Temulawak di Nusantara
Masyarakat Aceh biasa menggunakan temu lawak sebagai obat untuk menambah darah dan mengatasi malaria. Orang Sakai di Bengkalis, Riau, menggunakan temu lawak untuk menambah nafsu makan, sedangkan masyarakat Sunda menggunakannya untuk mengobati perut kembung dan sakit kuning. Temu lawak juga dipercaya berkhasiat untuk mengobati diare, lambung perih, perut kembung, dan obat keputihan.
Para penjual jamu gendong sering menjadikan temu lawak sebagai salah satu minuman jamu yang dijualnya. Mereka percaya, minuman temu lawak bisa untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Di Jawa Tengah, selain dipercaya berkhasiat menambah nafsu makan, temu lawak juga memiliki manfaat untuk memperlambat proses penuaan, menghilangkan flek hitam di wajah serta menjaga kelenturan tubuh.
Perempuan yang baru melahirkan juga disarankan meminum ramuan temu lawak. Kandungan minyak atsirinya memiliki khasiat membersihkan perut dan memperlancar ASI.

Referensi:
Tanaman Obat Indonesia 1, Prof. H. Azwar Agoes, DFAK, Sp.FK(K) – Penerbit Salemba Medika 2010

Sumber  :
http://proherbal.net/anak-susah-makan-atasi-dengan-temu-lawak/

Pare, Si Pahit Pengusir Diabetes


Dibalik rasanya yang pahit, buah pare ternyata menyimpan banyak manfaat. Khasiat utamanya adalah untuk pengobatan diabetes mellitus (menurunkan gula darah).

Pare merupakan tanaman tropis dan subtropis. Selain di Indonesia, buah pare juga dijumpai di Cina, Taiwan, Vietnam, India, Filipina, Afrika, dan Karibia. Selain dijadikan sebagai sayuran, pare juga selalu dijadikan sebagai obat di negara manapun ia tumbuh.

Kandungan Buah
Rasa pahit pada pare berasal dari momordicine yang berkhasiat mengaktifkan enzim usus. Kandungan nutrisi per 100 g terdiri atas energi 20 kkal, karbohidrat 4,32 g, lemak 0,18 g, protein 0,84 g air 93,95 g.
Buah pare juga mengandung fixed oil, senyawa menyerupai protein insulin (polipeptida P atau insulin sayuran), glikosida, alkaloid (momordicine), elasterol, hydroxytryptamine, asam folat, vitamni (C, A, B1, B12, E), mineral (zink, kalium, kalsium, magnesium, zat besi, fosfor, mangan, tembaga), patotenic acid, lutein, likopen, dan serat. Peptida yang menyerupai insulin bermanfaat menurunkan kadar gula dalam darah dan urine.

Cara kerja protein yang menyerupai insulin dalam menurunkan kadar glukosa darah tidak melalui peningkatan keluarnya insulin oleh sel beta pankreas. Zat aktif charantin lebih kuat dalam menurunkan kadar glukosa darah daripada tolbutamide.

 
Khasiat
Selain sebagai penurun gula darah, pare juga berkhasiat sebagai antiradang, peluruh dahak, membersihkan darah dari racun, meningkatkan nafsu makan, pereda demam, radang tenggorokan, penambah ASI, mengobati sakit lambung, disentri, infeksi cacing gelang, nyeri haid, dan malaria. Buah yang telah matang berkhasiat tonik pada lambung, antikanker terutama leukimia dan puluruh haid.
Daun pare juga memiliki banyak khasiat, diantaranya peluruh haid, pencahar, peransang muntah, pereda demam. Juga bisa dipakai untuk mengatasi terlambat haid, radang hati, radang usus, kencing nanah, sifilis, penyakit limpa, kolik, campak, luka, abses, bisul, sembelit, tidak nafsu makan, demam, dan cacingan.

Cara pemakaian
Buah pare bisa dikonsumsi dengan cara direbus, dibuat jus, atau ditumis. Untuk pemakaian luar, daun pare digiling halus lalu dibubuhkan pada luka bakar, bisul, abses, eksim, skabies, digigit serangga, biang keringat, dan menyuburkan rambut bayi.

Efek menurunkan kadar gula darah dari jus pare segar telah terbukti dengan penelitian pada binatang dan manusia. Untuk mengobati diabetes mellitus, konsumsi setiap hari 1 buah pare ukuran sedang yang direbus sebentar. Konsumsi selama 4 minggu lalu hentikan selama seminggu, lalu mulai lagi.

Untuk menghilangkan rasa pahit, cucilah buah pare yang telah dipotong-potong dengan air garam atau rebus sebentar di air yang telah ditambah sedikit garam.
Ibu hamil tidak dibolehkan minum rebusan daun pare dan buah pare karena kandungan zat aktifnya, alpha dan beta monorcharins, akan menstimulasi rahim dan bisa menyebabkan keguguran.



Referensi:
Khasiat Buah dan Sayur, dr. Setiawan Dalimartha dan dr. F. Adrian – Penebar Swadaya 2011
Tanaman Obat Indonesia 1, Prof. H. Azwar Agoes, DFAK, Sp.FK(K) – Salemba Medika 2010

Sumber :
http://proherbal.net/pare-si-pahit-pengusir-diabetes/